Pernahkah Anda terpikirkan untuk menceritakan kisah Anda sendiri dalam sebuah cerpen atau novel? Bila iya, hal hal yang demikian dapat sekali Anda realisasikan.
Ada pelbagai alasan mengapa seseorang mau menulis perihal kehidupannya sendiri, termasuk keinginan untuk meninggalkan memoar untuk anak-anak dan generasi penerusnya, membikin catatan untuk dirinya sendiri sebagai kenangan petualangan masa muda ketika ia mulai tua dan lupa, dan menawarkan sesuatu yang berharga untuk dunia.
Padahal bersifat benar-benar pribadi, seandainya Anda mau berbagi cerita hidup dengan orang lain, penulisan memoar dapat menjadi hal yang benar-benar membanggakan.
Anda dapat menuliskan kisah Anda menjadi sebuah novel ataupun cerpen. Mungkin tak segala komponen diceritakan, namun dapat jadi komponen-komponen dalam kehidupan Anda menjadi salah satu pandangan baru cara menulis cerpen pengalaman pribadi.
Sebelum Anda memulai menulis cerpen pengalaman pribadi, ada sebagian hal yang dapat Anda lakukan. Cara menulis cerpen pengalaman pribadi ini dapat dibilang gampang-gampang sulit. Namun seandainya Anda merajai 10 teknik dalam menulis cerpen ini, pastinya cara menulis cerpen pengalaman pribadi tidaklah sesulit yang Anda bayangkan.
10 Teknik Menulis Cerpen Yang Baik
- Tentukan tema
- Mengingat memoar kehidupan
- Bertanya pada sanak saudara atau orang terdekat
- Membuat rincian cerita
- Menentukan tokoh
- Mengenali keinginan diri
- Menentukan tantangan utama karakter
- Membaut garis besar alur cerita
- Mulai menulis
- Menunjukan informasi yang dimiliki
#1 Tentukan Tema Cerpen
Ada pelbagai tipe tema yang dapat Anda pilih sebagai metode menulis cerpen pengalaman pribadi. Tema ini akan menolong Anda dalam memilah cerita apa yang dapat Anda bagikan di cerpen Anda.
Tema yang ditulis dapat pelbagai genre, mulai dari romansa, persahabatan, keluarga, misteri, dan lain sebagainya. Pada komponen memastikan tema, Anda dapat mencoba mengingat kembali kejadian-kejadian apa yang menarik dalam hidup Anda.
#2 Mengingat Memoar Kehidupan
Setelah tema telah diatur, karenanya langkah selanjutnya metode menulis cerpen pengalaman pribadi yaitu dengan mengingat memoar kehidupan sebelumnya yang berkeinginan Anda ceritakan.
Anda bergantung pada kenangan-kenangan sendiri sebagai sumber atau materi cerita, ada kemungkinan Anda menjelaskan kejadian atau suatu hal secara berbeda sekiranya dibandingkan dengan apa yang orang lain ingat perihal kejadian atau hal hal yang demikian.
Kuncinya yaitu tuliskan hal-hal yang Anda ingat sejujur mungkin. Perlu diingat bahwa memoar berbeda dengan otobiografi karena memoar hanya meliputi beberapa aspek penting dalam kehidupan Anda, bukan segala sesuatu yang terjadi dari mulai kelahiran Anda hingga masa sekarang.
#3 Bertanya Pada Sanak Saudara atau Orang Terdekat
Pada pengerjaan metode menulis cerpen pengalaman pribadi umumnya penulis akan kesulitan dalam mengingat secara mendetail tiap kejadian yang telah mereka natural. Maka Anda dapat menghubungi keluarga atau orang terdekat untuk mengulas kembali cerita Anda.
Dapatkan orang-orang yang masuk dalam kejadian hal yang demikian. Akan melainkan, penting untuk konsisten berfokus pada pengalaman pribadi dan kenangan masa kecil atau kejadian di masa lalu Anda, meski kenangan hal yang demikian terbilang ‘pahit’ atau memalukan. Kali kali, memoar-memoar terbaik yang ditulis memuat pengerjaan pengingatan masa lalu yang dirasa penting.
#4 Buat Rincian Cerita
Apa yang membuat pembaca konsisten tertarik dan mengikuti cerita dalam memoar? Memoar-memoar yang bagus yaitu memoar yang bersifat jujur dan ‘berani’, dengan rincian kejadian atau pengakuan yang selama ini mungkin takut untuk disebutkan oleh penulis dalam kehidupan kongkritnya.
Penulis mungkin menyebutkan kisahnya secara jujur dan lengkap hingga, mungkin, tak ada kesan bahwa penulis tampak total (dalam hal ini, kekuarangan atau kesulitan yang dihadapi oleh penulis terefleksi dalam memoarnya).
Akan melainkan, acap kali kali pembaca tertarik atau tergerak oleh ‘kerapuhan’ yang terefleksi dalam memoar dan penulis yang tak takut untuk menyebutkan kegagalannya dalam meraih kesuksesan.
#5 Tentukan Tokoh
Sebab ini kisah hidup Anda, karenanya tokoh yang ANda buat tentunya tak jauh-jauh dari kamu dan orang-orang disekitar Anda. Anda tentu tak kesulitan dalam membuktikan tokoh beserta karakternya.
Jika Anda tak nyaman “ketahuan” bahwa itu yaitu kisah Anda, karenanya buatlah karakter Anda dengan nama samaran dan karakter yang dikombinasikan dengan tokoh fiktif.
#6 Kenali Kemauan Diri
Andalah yang menjadi narator cerita. Cara menulis cerpen pengalaman pribadi, Anda dapat memakai pronomina orang pertama “saya” untuk membawa pembaca di sepanjang cerita.
Tetapi, penting untuk konsisten mengonsentrasikan memoar Anda pada tujuan atau keinginan tertentu. Anda perlu menuntun cerita dan membuatnya cocok untuk dibaca.
Pikirkan mengenai keinginan Anda kepada memoar hal yang demikian, atau apa yang mensupport narator untuk menyebutkan kisahnya. Narator memoar akan berupaya untuk mencapai keingnannya lewat ceritanya dan mencapai realisasi momen penting dalam cerita hal yang demikian.
Cobalah simpulkan keinginan narator dalam satu kalimat. Umpamanya: Saya berkeinginan memahami keputusan ibuku untuk pindah bersama keluarga ke Amerika. Atau, saya berkeinginan menjadi lebih sehat setelah hampir kehilangan nyawa.
Pastikan Anda memastikan keinginan atau tujuan yang spesifik dan hindari pernyataan-pernyataan yang bermakna ganda. Mungkin akan terjadi perubahan pada tujuan atau keinginan yang terefleksi pada memoar dalam pengerjaan penulisan.
#7 Tentukan Langkah Dari Tantangan Utama Karakter Cerita
Setelah Anda mengetahui tujuan atau keinginan yang berkeinginan ditelusuri dalam memoar, metode menulis cerpen pengalaman pribadi, Anda dapat memastikan perbuatan atau tantangan yang sepatutnya dijalani atau dilalui oleh narator supaya dia dapat mencapai keinginan atau tujuannya.
Cobalah tuliskan perbuatan atau tantangan yang ada dalam kalimat-kalimat pendek: Untuk mencapai keinginan/tujuan, saya sepatutnya mencapai/melaksanakan sesuatu. Akan melainkan, ada halangan yang kuhadapi sehingga saya sepatutnya melaksanakan sesuatu untuk mengatasinya.
Tandai pula kejadian puncak dan kejadian akhir dalam memoar. Penulisan memoar juga semakin terasa menantang ketika Anda merasa bahwa ada banyak mendetail atau momen yang dapat dijadikan spot permulaan (atau setidaknya dianggap penting).
Salah satu metode untuk mengawalinya yaitu dengan memastikan momen atau kejadian puncak dan momen penutup. Anda perlu mendramatisasi kedua momen hal yang demikian dalam memoar yang ditulis.
#8 Buat Garis Besar Alur Cerita
Cara menulis cerpen pengalaman pribadi yang bagus yaitu yang mempunyai garus alur cerita yang apik pula. Anda memang menulis memoar, melainkan dengan mengikuti undang-undang-undang-undang penulisan fiksi (mis. membuat garis besar alur cerita) Anda dapat menyusun atau menyusun buku yang ditulis. Alur cerita merujuk pada apa yang terjadi dalam cerita dan urutan kejadian-kejadian yang ada.
Supaya dapat menjadi sebuah cerita, sesuatu sepatutnya bergerak atau berubah. Sesuatu atau seseorang sepatutnya bergerak dari skor A ke skor B karena adanya sebuah kejadian, opsi, perubahan dalam relasi, atau pun perubahan karakter.
Untuk memastikan alur cerita, Anda mungkin perlu melaksanakan penelitian mendalam mengenai topik tertentu, seperti kehidupan mahasiswa di era orde lama atau pengorbanan untuk menjadi pelawak stand up comedy, tergantung pada cerita yang berkeinginan Anda tulis.
#9 Mulailah Menulis
Cara menulis cerpen pengalaman pribadi selanjutnya yaitu mulailah menulis. Saat Anda telah mempersiapkan segala materi karenanya sekarang waktunya Anda mencoba menuangkannya dalam sebuah cerita.
Buatlah jadwal menulis. Jadwal ini menolong Anda memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menulis draf memoar. Jika Anda mempunyai tenggat waktu, Anda mungkin perlu membuat jadwal yang lebih ketat dibandingkan ketika Anda mempunyai lebih banyak waktu luang untuk menulis.
#10 Tunjukkan Informasi yang Dimiliki
Tunjukkan informasi yang dimiliki, bukan sekadar memberitahunya. Cara menulis cerpen pengalaman pribadi yang bagus yaitu dengan membuat pembaca tertarik dengan menonjolkan pengerjaan atau kejadian yang spesifik, ketimbang sekadar menarasikannya secara lantas.
Sebagai contoh, tulislah momen yang menonjolkan pada pembaca bagaimana Anda sukses menemukan surat-surat ibu Anda yang dikirimkan oleh keluarganya di Polandia setelah kematiannya. Dengan seperti ini, pembaca menerima informasi kunci yang menolong menuntun cerita, tanpa sepatutnya membaca alinea-alinea yang panjang dan membosankan.
Contoh cerpen pengalaman pribadi
Hujan dan Cerita
Cerpen Karangan: Andita Dwi Tristanti
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Pengalaman Pribadi
Sore itu hujan turun sangat deras di kota Bondowoso. Seorang gadis bertubuh mungil dengan wajah cemberutnya tengah menengadah ke atas langit yang terhalang kaca jendela. Ia bergumam lirih “Andai saja aku punya cerita indah tentang hujan” dengan nada yang lemas dan beberapa kali menghela nafas dalam. Lamunannya seketika buyar saat sebuah cipratan air menghantam keningnya. Ia terbangun dari sofa dan mendapati seluruh ruang tamu mulai mengalami kebocoran.
“Aku benci musim hujan.” Teriaknya lantang hingga membuat sang ibunda menghampirinya
“Kamu kenapa sih din? Dari tadi bunda perhatikan cemberut terus?”
“Bagaimana tidak bun? Pulang sekolah dinda kehujanan, baju seragam yang harus dipakai untuk besok belum kering. Tidak bisa berangkat ke tempat les dan sekarang rumah kita bocor semua.” Keluhnya sedih.
Memang, akhir-akhir ini hujan lebat kerapkali mengguyur kota kecil di Jawa Timur ini. Tak hanya pagi hari, namun siang, sore hingga malam pun tak luput dari terpaan derasnya hujan.
“Nikmati saja nak. Hujan itu rahmat dari Allah.” Bunda mencoba menenangkan hatinya. Namun gadis bernama Dinda itu masih saja bersungut-sungut sembari memasang sebuah ember plastik di bawah atap yang bocor.
“Dinda tahu tidak hikmah dibalik hujan?”
Sang gadis menggeleng sambil menatap ibunya.
“Kemari biar ibu ceritakan.” Ia mengajak sang anak untuk duduk di sampingnya.
“Dulu saat bunda masih duduk di bangku SMP seperti kamu, kota ini dilanda kemarau yang sangat panjang. Padi dan jagung mengalami kekeringan dan rusak. Padahal dari sanalah biaya sekolah bunda waktu itu. Sumur juga kering, banyak kebakaran hutan dimana-mana…”
“Lalu bagaimana dengan nasib bunda?” Dinda memotong pembicaraan dengan nada penasaran.
Bunda tersenyum kemudian melanjutkan bercerita.
“Tentu saja ibu sangat sedih nak. Semua orang mengharapkan hujan turun saat itu. Masyarakat berkumpul dan melaksanakan sholat meminta hujan pada Allah. Dan Alhamdulillah doa kita terkabul. Sehari setelahnya hujan turun dengan sangat lebat. Udara yang tadinya panas berubah menjadi sejuk. Semua petani termasuk kakek amat sangat gembira. Sedangkan bunda dan teman-teman langsung bermain hujan. Jadi, banyak sekali yang masih membutuhkan hujan nak. Karena banyak sekali manfaatnya. Hujan juga bentuk dari kasih sayang Allah kepada kita semua. Kalau saja Dinda hidup di masa bunda dulu pasti mengerti bagaimana sulitnya mencari air.”
“Maafkan Dinda Ya Allah. Karena kurang bersyukur atas rahmat yang telah engkau berikan. Lain kali Dinda tidak akan lupa lagi membawa payung ke sekolah.” Gadis itu menatap kembali langit yang berwarna kelabu di kejauhan.
Sang bunda hanya tersenyum melihat tingkah lucu Dinda sambil mengelus rambut panjangnya dengan penuh kasih sayang. Kini gadis kecil tersebut mulai membiasakan diri untuk tidak mengeluh saat turun hujan dengan mengingat kembali cerita tersebut.
------------------------------------------------------------o00o-----------------------------------------------------------
Awal Cerita
Cerpen Karangan: Burju
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Pengalaman Pribadi
Ini adalah tentang aku dan cerita-cerita lama yang sudah terpendam –mungkin juga tentang cerita baru yang ingin berlabuh. Ini juga tentang bagaimana aku mulai jatuh cinta dengan benar –kurasa begitu. Ini tentang ceritaku yang tak menemukan tempatnya untuk berlabuh (lagi). Sebab, kata hilang adalah satu kata yang cukup untuk mendeskripsikan banyak hal tentang ini semua. Tentang aku, tentang kamu, tentang cerita kita. Awalnya aku tak ingin menulis ini, sebab tadinya cerita ini punya tempat berlabuh. Kamu. Ya, kamu adalah bagian terbesar dari ini semua. Jadi, bisakah aku berbagi lewat cerita singkat ini?
Aku ingin mengawali saat dimana kita memulai perkenalan pertama. Bagiku itu adalah satu hal yang paling tak ingin kulewatkan. Sebab, itu adalah awal dari cerita besar kita. Perkenalan kita cukup sederhana, bagian terpenting ketika sapaan dariku kau jawab dengan hangat. Cukup untuk meyakinkanku bahwa ini adalah awal yang baik. Sapaanku kita sambung dengan banyak obrolan ringan, namun tetap hangat dan menyenangkan. Kau baik. Dugaanku saat itu.
Aku bersyukur kita berkesempatan untuk saling mengenal lebih jauh. Aku mengenalmu sebagai orang yang periang. Kau orang yang tepat untuk diajak berbicara banyak hal. Kau selalu bisa menghidupkan obrolan ketika aku sudah tak tau ingin berbicara apa padamu. Kau selalu punya ribuan cerita, kau selalu punya cara agar obrolan kita tetap hidup. Seperti pada saat dimana kau hanya sekedar menyebut namaku, aku sudah bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya.
Banyak cerita darimu yang akan mengisi ruang obrolan HP ku. Sesederhana itu. Aku tak tau mengapa, kita begitu mudahnya sangat akrab. Kau tau banyak tentangku, yang tentu saja tidak diketahui oleh banyak orang. Begitupun sebaliknya, aku tau banyak tentangmu, yang membuat pandanganku padamu berbeda dengan cara orang menilai, melihat, dan memperlakukanmu.
Dengan mengalirnya banyak cerita, dengan berlanjutnya banyak obrolan, singkatnya, kita sangat mudah untuk bisa saling percaya. Hampir tak ada batas untuk cerita yang kita bagi –tentu ini semua sebatas kita berdua. Semua mengalir begitu saja.
Dari banyak hal yang sudah kita bagi, untuk sedih dan tawa yang kita lalui, dan kepercayaan yang sudah sama-sama kita beri, ada satu hal penting yang membuat itu semua kurang lengkap. Pertemuan. Ya, setelah perkenalan kita di media sosial beberapa waktu lalu, kita hanya saling berbagi lewat pesan singkat dan juga mengobrol lewat telepon genggam. Pertemuan adalah satu hal yang sangat kunantikan. Apakah kau pun demikian? Jika ya, aku senang sekali.
Sebab, aku penasaran bagaimana kamu berbagi cerita tidak dengan cara mengetik, aku ingin melihat bagaimana ekspresimu ketika bibirmu berucap hal yang ingin kau bagi, aku ingin melihat bagaimana kamu ketika tertawa, tidak hanya tertawa lewat chat saja. Aku ingin melihat bagaimana kamu merangkai cerita-ceritamu. Aku ingin tau semuanya.
Secara langsung dan nyata. Singkatnya, kita bertemu. Dugaanku tidak salah, kau memang berbeda. Aku suka ketika kau berbagi dengan wajah yang ceria itu, tanpa beban kau tertawa. Aku suka caramu merangkai cerita, mimik wajahmu lucu ketika berpikir. Obrolan kita terus berlanjut –tentu kau adalah dalangnya.
Sejak saat itu, tanpa sadar, tanpa aba-aba sesuatu menggelitik hatiku. Pada caramu tersenyum, caramu tertawa, caramu berbagi cerita, caramu menghiburku. Aku menyukai semuanya. Tentangmu, padamu, aku jatuh cinta. Tentu semuanya hanya kusampaikan lewat tulisan ini saja. Sebab kau sendiri tau, kan? Kalau aku tidak mahir dalam menyampaikan sesuatu secara langsung, apalagi soal perasaan seperti ini. Aku memang pemalu.
Kurasa cukup. Bagiku, ini adalah cerita awal yang tidak terlalu buruk, meski perpisahan menjadi akhirnya. Ini adalah satu dari sekian banyak yang ingin kusampaikan padamu. Terimakasih sudah pernah singgah, terimakasih juga sudah pernah menghibur, untuk banyak cerita yang sudah kita bagi, terimakasih sudah pernah percaya. Jika nanti kau rindu tentang ceritaku, datanglah, aku masih disini. Tak ada yang berubah, semua sama seperti kau mengenalku dulu. Namun, jika kesibukan telalu mengekangmu, aku sudah menyiapkan beberapa tulisan untuk sajianmu ketika istirahat. Bacalah, itu akan membuatku sangat senang. Sekali lagi, terimakasih. Tetaplah sehat, tetap bahagia. Aku sayang padamu.
------------------------------------------------------------o00o-----------------------------------------------------------
Posting Komentar untuk "Contoh cerpen pengalaman pribadi singkat"