Pengertian Berita
Berita (news) adalah laporan peristiwa aktual. Ada kejadian, acara, insiden, pelantikan, atau kegiatan apa malahan, lalu diinformasikan kepada publik. Itulah berita.
Laporan peristiwa ini wajib \\\"apa adanya\\\". Hanya berisi laporan atau berita data dan fakta kejadian, meliputi apa, siapa, kapan, di mana, kenapa, dan bagaimana --akan dibahas di subjudul Faktor Isu.
Ada banyak definisi atau pengertian berita yang dirumuskan para spesialis, praktisi, dan akademisi. Namun, intinya berita adalah berita perihal peristiwa terupdate (recent events) atau kejadian terupdate (current affairs).
Secara bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan berita sebagai laporan; berita; cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai berita baru perihal kejadian yang baru, penting, dan bermakna (signifikan) yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dirasakan oleh mereka.
Dalam literatur jurnalistik, kita menemukan beberapa prinsip atau petunjuk umum dalam menulis berita:
- Faktual -- peristiwa yang diinformasikan benar-benar terjadi, tidak fiktif, ada data dan faktanya.
- Isi berita bukan opini, pendapat, atau gagasan penulis berita (wartawan). Kode etik jurnalistik menegaskan \\\"tidak mencampurkan fakta dan opini\\\".
- Aktual -- kejadian yang diberitatakan masih segar, hangat, baru terjadi, kejadian hari ini, bukan kejadian lampau.
- Objektif -- dalam pengertian layak keadaan yang terjadi, tanpa ada akibat pendapat pribadi.
- Faktor berita -- isi atau naskah berita memuat unsur 5W+1H (what, where, when, who, why, dan how) atau apa, di mana, kapan, siapa, kenapa, dan bagaimana.
teknik penulisan berita, cara penulisan berita, cara penulisan berita yang benar, tata cara penulisan berita, teknik penulisan berita online, cara penulisan berita online.
Unsur Berita: 5W1H
Unsur artinya bagian atau elemen. Unsur berita adalah bagian-bagian informasi yang ada dalam sebuah berita beruta fakta atau data.
Sebuah berita, terutama berita lempang (straight news), menyajikan informasi atau data yang terangkum dalam unsur berita 5W+1H.
- Who (siapa)
- What (apa)
- Where (di mana)
- When (kapan)
- Why (kenapa)
- How (bagaimana).
Contoh Unsur Berita 5W1H
Pemerintah (WHO) melarang mudik lebaran 2021 pada 6-17 Mei 2021 (WHAT). Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan risiko penularan Covid-19. (WHY)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan angka penularan dan kematian Covid-19 masih tinggi terutama pasca libur panjang.
"Cuti bersama idul fitri satu hari ada, tapi enggak boleh ada aktivitas mudik. Pemberian bansos akan diberikan," kata Muhadjir di Jakarta (WHERE), Jumat (26/3). (WHEN)
Naskah berita umumnya diawali dengan unsur WHO dan WHAT. Unsur berita lainnya, khususnya WHY dan HOW, ada dalam tubuh atau isi berita.
Unsur WHY sering juga dimuncul di awal kalimat, seperti “Untuk mengurangi pengangguran (WHY), pemerintah (WHO) menggulirkan program pelatihan wirausaha (WHAT).
Struktur Berita
Struktur berita terdiri dari
- Judul (head)
- Teras (lead)
- Isi (Body)
Isi kabar berupa rinci atau rincian peristiwa. Di komponen ini pula kutipan lantas dikenalkan. Kutipan berfungsi memperkuat atau memperjelas kabar yang dikenalkan.
Dalam menulis kabar, khususnya teras, dikenal formula piramida terbalik, merupakan memberi tahu kabar yang paling penting di komponen permulaan -- sebagian paragraf permulaan. Komponen yang dianggap kurang penting pada komponen akhir kabar.
Di media online atau website kabar, struktur kabar secara komplit terdiri dari:
- Head Line
- By Line
- Date Line
- Place Line
- Lead
- Body
Perhatikan screenshot naskah berita berikut ini. Dari contoh ini juga kita bisa mempelajari penulisan judul, teras, dan tubuh berita.
Teknik Menulis Berita
Konsep info dan poin informasi berlaku secara universal. Artinya tak cuma berlaku untuk Surat info, tabloid, dan majalah saja, namun juga berlaku untuk radio, layar kaca, film dan pun juga media online dunia maya. Secara universal pula contohnya, informasi ditulis dengan memakai teknik melaporkan (to report), mengacu terhadap pola piramida terbalik (inverted pyramid), dan merujuk terhadap rumus 5WIH.
Isu layar kaca, yang sangat mengandalkan tenaga bunyi dan gambar bergerak, selalu mengacu pada teknik, pola dan rumus hal yang demikian dalam program siaran informasi mereka. Padahal dalam penulisannya, seperti dituturkan Muda(2003:48-58) informasi layar kaca- lebih suka formula mudah didengar (easy listening). la mengutip dari Soren H. Munhoff dalam Five Star Approach To News Writing dengan akronim ABSCS, merupakan singkatan dari accuracy (ideal), brevity (singkat), clarity Oelas), simplicity (simpel), dan sincerity Oujur).
Begitupula dengan informasi radio, teknik melaporkan, pola piramida terbalik, dan rumus 5W1H konsisten dibuat rujukan pokok. Cuma dalam penulisannya, informasi radio lebih suka formula A + B + C = C. Keempat huruf itu adalah kependekan dari accuracy (keakuratan), balance (keseimbangan), dan clarity (kejelasan). Hasil penjumlahan ketiga elemen itu ialah credibility (kredibilitas). Bahasan selengkapnya seputar pola penulisan informasi layar kaca dan radio ini, dikenalkan pada komponen lain bab ini.
Pola Penulisan Piramida Terbalik
Dalam teknik melaporkan (to report), setiap jurnalis,yakni wartawan atau reporter, tidak diperbolehkan menyertakan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis, dibacakan, atauditayangkannya. Berita adalah laporan tentang fakta secaraapa adanya (das Sein), bukan laporan tentang fakta bagaimana seharusnya (das Sollen). Berita adalah faktaobjektif. Sebagai fakta objektif, berita harus bebas dari intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun termasukdari kalangan jurnalis, editor, dan kaum investor mediamassa itu sendiri.
Untuk menjaga prinsip objektivitas itulah, mengapa setiap jurnalisdituntut untuk senantiasa bersikap jujur (sincerity). Ia tidakboleh manipulasi atau merekayasa fakta dan kebenaran.Ia tidak boleh menambah atau mengurangi fakta yang. Ia harus memegang teguh prinsip, itu sampaikapan pun. Ingatlah selalu, jurnalis adalah seorang reporter.Seorang reporter berarti seorang pelapor. Seorang pelaporberarti harus objektif. Apa pun yang dikatakan atau ditulisnyaharus dapat dipercaya.
Teori jurnalistik mengajarkan, karena fakta dalam bentuk berbagaiperistiwa yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis yakni reporter dan editor mediamassa sangat terbatas, maka harus dicari cara paling mudahdan paling sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-faktatersebut. Cara itu dinamakan pola piramida terbalik (inverted pyramid). Disebut pola piramida terbalik, karena memang berbentuk gambar piramida dalam posisi terbalik.
Dengan piramida terbalik, berarti pesan berita disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama merupakan rangkuman fakta terpenting dari seluruh uraian kisah berita (news story). Dengan demikian, apabila paragraf pertama merupakan pesan berita yang sangat penting, maka paragraf berikutnya masuk dalam kategori penting, cukup penting, kurang penting, agak kurang penting, tidak penting, dan sama sekali tidak penting. Rumusnya : semakin ke bawah semakin tidak penting.
Berita disajikan dengan menggunakan pola piramidaterbalik karena berpijak kepada tiga dimensi :
- Memudahkan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsayang sangat sibuk untuk segera menemukan berita yangdianggapnya menarik atau penting yang sedang dicari atauingin diketahuinya.
- Memudahkan reporter dan editor memotong bagian-bagianberita yang dianggap kurang atau tidak penting ketikadihadapkan kepada kendala teknis, misalnya berita terlalupanjang sementara kapling atau ruangan yang tersediasangat terbatas.
- Memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesanberita melalui rumus baku yang sudah sangatdikuasainya sekaligus untuk menghindarikemungkinan adanya fakta atau informasi penting yangterlewat tidak dilaporkan.
Berita Ditulis dengan Rumus 5W+1H
Berita ditulis dengan menerapkan rumus 5WIH, agar berita itu komplit, akurat dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu mudah disusun dalampole yang telah baku, dan mudah serta cepat dipahami isinyaoleh pembaca, pendengar, atau pemirsa. Dalam setiap peristiwayang dilaporkan, harus terdapat enam unsur dasar ialah apawhat), siapa (who), kapan (when), dimana (where), kenapa(why), dan bagaimana (how).
What berarti momen apa yang akan dilaporkan kepada khalayak. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalamperistiwa berita itu. When berarti kapan momen itu terjadi:tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit. Where berarti dimanaperistiwa itu terjadi.
Why berarti kenapa momen itu sampaiterjadi. How berarti bagaimana jalannya momen ataubagaimana care menanggulangi momen tersebut. Keenamitu dinyatakan dalam kalimat yang ringkas, terang danmenarik. Dengan demikian khalayak pembaca,pendengar, atau pemirsa tinggal `menyatapnya’ saja. Jikamasih beratensi dan mempunyai cukup waktu, is dapat membaca paragraf-paragraf berikutnya dari yang penting sampai ke yang sama sekali tak penting.
Dalam konteks Indonesia, para praktisijurnalistik kerap menambahkan satu unsur lagi ialah aman (safety, S), sehingga rumusnya menjadi 5W1H (1S). Maksudnya, berita apa malah yang disiarkan, diyakini tak akanmenimbulkan akibat negatif bagi media massa bersangkutandan bagi masyarakat serta pemerintah. Informasi Surat berita dantelevisi, misalnya, selalu mengacu pada formula 5WIH (IS) itu dengan pertimbangan khalayak pemirsa yang dilayaninya sungguh-sungguh heterogen.
Pedoman Penulisan Teras Berita
Dalam anatomi berita sebagaimana terlihat dalam gambar, pada puncak piramida kita menemukan judul (head line),disusul kemudian dengan baris tanggal (date line), teras berita(lead), perangkai (bridge), tubuh (body), dan kaki berita (leg). Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimana tertuang dalam teras berita. Judul yang baik harusdiambil dari teras berita dan tidak boleh dari tubuh apalagi hingga dari kaki berita. Meski teras berita yang baik harusmencerminkan keseluruhan uraian isi berita. Secara simpel,teras berita yakni alinea pertama yang memuat fakta atauinformasi terutama dari keseluruhan uraian berita.
PersatuanWartawan Indonesia (PWI), dalam kesibukan yang digelar di Jakarta15 Oktober 1977, menjelaskannya secara terperinci dalam sepuluhpedoman penulisan teras berita :
- Teras berita yang menempati alinea atau alinea pertama harusmencerminkan pokok terutama berita. Paragraf atau paragrafpertama itu terdiri atas lebih satu kalimat, akan tetapisebaiknya jangan melebihi tiga kalimat.
- Teras berita, dengan mengingat sifat bahasa Indonesia,jangan mengandung lebih dari antara 300 dan 45 perkataan.Seandainya teras berita singkat, semisal terdiri atas 45 perkataanatau kurang dari itu, karenanya hal itu lebih baik.
- Teras berita harus ditulis dengan baik sehingga: (1) mudahditangkap dan pesat dimengerti, mudah diucapkan di depanradio dan TV dan mudah diingat, (2) kalimat-kalimatnyasingkat, simpel susunannya, dengan mengindahkanbahasa baku serta ekonomi bahasa, jadi menjauhkan kata-katamubazir, (3) jelas melakukan ketentuan satu gagasandalam satu kalimat, (4) tidak mendomplengkan ataumemuatkan sekalian elemen 3A dan 3M (apa, siapa,mengapa, bilamana, dimana, bagaimana), (5) diperbolehkan memuat lebih dari satu elemen 3A-3M.
- Hal-hal yang tidak seperti itu mendesak, melainkan berfungsisebagai penambah atau komplementer keterangan hendak nya dimuat dalam badan berita.
- Teras berita, layak dengan naluri manusia yang berharap segeratahu apa yang terjadi, sebaiknya mengutamakan elemen apa. Jadi disukai teras berita yang mengawali elemen apa. Unsur apaitu dikasih dalam ungkapan kalimat yang sesingkatmungkin yang menyimpulkan atau mengintisarikan kejadianyang dikasih.
- Teras berita juga bisa dimulai dengan elemen siapa, sebab iniselalu menarik perhatian manusia. Apalagi jika siapa itu ialahseorang yang jadi tokoh di bidang kesibukan atau lapangannya.Akan melainkan jika elemen siapa itu tidak seperti itu terlihat, karenanya sebaiknya dia tidak digunakan dalam permulaan berita.
- Teras berita jarang menerapkan elemen bilamana padapermulaannya. Karena elemen waktu jarang yakni bagianyang terlihat dalam suatu kejadian. Unsur waktu hanyadipakai sebagai permulaan teras berita jika memang elemen itubermakna khusus dalam berita.
- Urutan elemen dalam teras berita sebaiknya elemen tempatdahulu, kemudian disusul oleh elemen waktu. Unsur bagaimana dan elemen mengapa diuraikan dalam badanberita, jadi tidak dalam teras berita.
- Teras berita bisa dimulai dengan kutipan pernyataanseseorang (quotation lead) asalkan kutipan itu tidak suatukalimat yang panjang. Dalam alinea berikut hendaknya seketika ditulis nama orang itu dan daerah serta kans diamembuat pernyataan.
Posting Komentar untuk "Teknik Penulisan Berita Yang Baik dan Benar"