Contoh Cerpen Motivasi Singkat : Capung Angkasa

Halo guys, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sebuah contoh mengenai cerpen motivasi yang berjudul Capung Angkasa. Anda bisa menjadikan cerpen dibawah ini sebagai bahan refrensi untuk membuat cerpen Anda, sekian terimakasih.

Contoh Cerpen Motivasi Singkat

Cerpen Karangan: Dimas Priangga
Blog: capungangkasa11.blogspot.com
Facebook: Dimas priangga
megajaya2463[-at-]gmail.com

Namanya Aisyah. Gadis remaja dengan keanggunannya. Aisyah hidup di sebuah desa yang dikelilingi oleh pesawahan. Ia lahir dari keluarga yang simpel. Keterbatasan ekonomi tak menutup aisyah untuk meraih mimpi setinggi angkasa. Ia sosok yang hampir jarang dijumpai. Seperti capung, cuma dijumpai di pedesaan atau di pegunungan. Aisyah sebuah capung yang akan naik ke angkasa untuk mewarnai dunia ini.

Sinar Mentari mulai kelihatan dengan keelokannya. Menembus atmosfer sampai kaca rumah sosok seorang gadis.

“Aisyah cepatlah bergegas, Surya telah mulai tinggi” kata kakanya
“Iya kak, ini aisyah berkeinginan berangkat, Dah kakak” jawab Aisyah.
“Hati-hati di perjalanan yah, ingat Capung angkasa” Sebut kakanya.
“Siap kak Lia” sebut Aisyah dengan nada termotivasi.

Aisyah pergi dengan motivasi yang membara. Tiap pagi kakaknya senantiasa berkata capung angkasa. Mereka memiliki makna sendiri perihal ”Capung Angkasa”.

“Capung ini ibaratya kita aisyah” sebut kak lia ketika berdiskusi dengan Aisyah di kamarnya.
“Kau tahu Capung ini telah jarang dijumpai di pedesaan ini?” tanya kak Lia kepada Aisyah.
“Mengapa Kak lia?”jawab Aisyah.
“Sebab perkembangan teknologi ataupun dunia aisyah, cuma sebagian capung yang masih ada.” Sebut kak lia.

“Kita ibarat capung aisyah, Telah jarang dijumpai” lanjutnya.
“Lalu Angkasa itu ibarat mimpi kita aisyah, tinggi nan jauh diatas sana.” kak Lia melanjutkan
“Karenanya kita sepatutnya menjadi Capung angkasa Aisyah seorang remaja dari desa yang memiliki mimpi setinggi angkasa” menutup obrolannya dengan Aisyah

“TIIIIINGGGG…” Bunyi bel berbunyi. Masuklah segala murid ke dalam kelas. Sosok guru dengan aura positif masuk kedalam kelas.
“Bagus adek-adek kelas 12 sebab sejenak lagi kita berkeinginan kelulusan kini coba kalian maju satu-satu memaparkan mimpi kalian” sebut Bu Guru mengawali kelas.
Lalu mulailah satu dari mereka memaparkan mimpinya. Sampai tiba giliran aisyah untuk memaparkan mimpinya. “Coba kini aisyah paparkan mimpi aisyah pada sahabat-sahabat” bu guru memerintah aisyah.
“Bagus bu” Jawab aisyah.

“Mimpi aku berharap menjelajahi dunia, aku memiliki prinsip “Capung Angkasa” ” lanjutnya.
Sahabatnya kaget mendengar istilah Capung Angkasa sebab istilah itu betul-betul asing di alat pendengaran mereka. Lalu aisyah memaparkan istilah Capung Angkasa seperti yang dibeberkan kakaknya.

Segala sahabatnya terpana memperhatikan penjelasan Aisyah. Segala mata di ruangan itu tertuju pada tiap kata yang diungkapkan oleh aisyah. Lalu diakhir aisyah mengatakan
“Tiap sudut dunia ini di isi oleh ruang-ruang mimpi tiap manusia”. “Dunia berwarna sebab mimpi tiap orang” lanjutnya.
“Jadi ayolah berimajinasi untuk mewarnai dunia ini dengan mimpi yang kita punya” tutup aisyah.

“Ayooo kita menjadi Capung Angkasa” celetuk seorang buah hati dari pojok ruangan.
“Ayooooo hidup Capung Angkasa, hidup kita segala” segala buah hati berteriak memenuhi ruangan kelas.

Bau menyengat tempe dan tahu goreng menarik hati Aisyah. Kakaknya sedang menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Sampai semuanya berkumpul di satu meja makan.

“Buatan kakakmu ini aisyah memang ngga ada tandingannya” puji ayah kepada kak Lia.
“Jadi berdasarkan ayah kuliner ibu ndak sedap toh” sindir ibu.
“Yah ndak bu, kuliner kak lia juga kuliner ibu kan ibu toh yang ngajarin gadis-gadis kita ini” Rayu ayah kepada ibu. Pipi ibu mulai memerah mendengar ucapan ayah.

“Gadis-gadisku yang indah nan cerdas, Ayah berterima kasih mempunyai kalian. Sebab bagi ayah kalian yakni satu-satunya kemauan ayah” sebut ayah dengan nada sedih.
“Kalian yakni kemauan keluarga, bangsa dan agama. Kalian yakni penyemangat ayah dalam berprofesi” Air mata ayah mulai menetes. Ibu mengambil tisu untuk ayah. Sambil mengusap air mata.
“kalian sepatutnya jadi orang hebat, orang yang banyak memberi bukan banyak minta” Sesenggukan ayah.
“Ayah ndak sia-sia mengajar kalian, berprofesi siang malam untuk menyolahkan kalian, supaya kalian lebih bagus dari ayah” semuanya meneteskan air mata.
“Gapailah mimpi kalian, ayah akan senantiasa dukung apa yang kalian impikan” tutup ayah.

Suasana meja makan itu betul-betul mengharukan. Segala saling menyayangi dan mencintai. Makan malam yang betul-betul berkesan. Keluarga yang saling paham, menunjang, dan memahami. Sejak kejadian di meja makan itu. Aisyah dan kak lia mulai sibuk menggapai mimpinya. Aisyah mulai konsentrasi belajar untuk meraih beasiswa kuliah di luar negeri. Meski tetehnya mulai konsentrasi memaksimalkan bisnisnya.

2 tahun kemudian.
Bunyi pesawat terdengar dari seorang gadis. pesawat yang ditunggu-tunggu alhasil tiba. “Selamat tinggal temanku” sebut seorang sahabat.
“Kamu jaga diri bagus-bagus disana” lanjutnya.
“Terima beri saya akan jaga diri bagus-bagus disana” sebut seorang gadis .

Pesawat telah mendarat ideal di airport dengan dua sosok orang yang saling melepas kenangan. Masuklah gadis itu ke dalam pesawat.
Lalu “Selamat jalan aisyah kamu akan kian meraih mimpimu untuk menjelajahi dunia”. Lambainya sambil berteriak keras. Mereka berdua saling melambaikan tangan. Dunia betul-betul bersuka ria memperhatikan mereka. Hasrat membikin mereka kian motivasi menjalani hidup.

London, Kota dengan banyak estetika bangunannya sudah kelihatan oleh mata seorang gadis pemimpi. Ia hingga di daerah tunggu. Matanya mulai mencari sosok sinar hidupnya.
Sampai terdengar bunyi “Aisyaah” Sebut sosok yang sangatdikenalnya.
Aisyah menoleh kearah bunyi itu. Tampak senyum yang merekah darinya. Aisyah lantas berlari menujunya. Berpeluklah mereka saling melepas rindu. Air mata haru menetes membasahi lantai.

“Kamu sukses aisyah” sebut kak lia dengan nada lirih.
“Saya berbangga padamu, Capung Angkasa” Lanjutnya dengan nada berbangga.
“Segala atas izin ilahi, kakak yang mengajarkanku untuk menggapai mimpi karenanya ilahi akan mewujudkannya” Kata Aisyah.
“Kakak juga sudah sukses menggapai mimpi kakak, memaksimalkan bisnis sampai ke luar negeri” lanjut aisyah terharu. Mereka berdua saling melepas rindu. Lalu melanjutkan mimpi mereka.

Posting Komentar untuk "Contoh Cerpen Motivasi Singkat : Capung Angkasa"