Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sebuah contoh teks opini editorial kepada Anda.
Contoh teks opini editorial
Pelajar Menolak UU Cipta Kerja
Gelombang penolakan terhadap UU Cipta Kerja begitu masif. Berbagai lapisan elemen masyarakat turut terlibat, termasuk pelajar. Beberapa orang memandang rendah penolakan yang disampaikan oleh pelajar. Pelajar dianggap hanya ikut-ikutan dan tidak membaca rancangannya.
Contoh Artikel
Pandangan tersebut tidak tepat. Sejak awal, UU Cipta Kerja sudah cacat prosedur. Rancangan dan pengesahannya tidak transparan, serta terjadi kejanggalan. Draf berubah-ubah, bahkan sampai palu diketok pun publik masih kesulitan mengakses naskah aslinya. Jumlah halaman tidak pasti. Logikanya, bila sudah disahkan, maka undang-undang tersebut bersifat final.
Cara Membuat Artikel
Namun masih ada saja salah ketik dan beberapa pasal yang terselip. Sampai Selasa, 3 November 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menandatangani UU Cipta Kerja, masih terdapat salah ketik. Cacat prosedur tersebut lebih dari cukup untuk jadi alasan pelajar turut berpendapat. Pada dasarnya ada endapan kekecewaan dalam masyarakat yang membuat aksi menjadi masif.
Seharusnya kita melihat keterlibatan pelajar dalam UU Cipta Kerja, sebagai peran anak muda untuk membangun bangsa. Sebagai warga negara, mereka tahu haknya serta berani berpendapat bila ada kejanggalan. Kita patut bangga, bukannya menumpulkan nalar kritis dengan memandang rendah. Sebaliknya, kita harus menjelaskan tentang risiko-risiko selama aksi, lalu menjelaskan berbagai macam ruang alternatif untuk berpendapat.
Kalimat fakta: Kalimat fakta dalam editorial di atas ditengarai melalui penandatanganan UU Cipta Kerja oleh Presiden Joko Widodo pada 03/11/2020 dan salah ketik naskah UU Cipta Kerja yang sudah final.
Kalimat opini: Sedangkan kalimat opini terdapat pada seluruh paragraf perama dan kedua.
Posting Komentar untuk "Contoh teks opini editorial"