Contoh Cerpen Pribadi Dengan Judul Seuntai Awan Kecil

Artikel ini saya akan membagikan mengenai contoh cerpen dengan tema fiksi dan slice of life. Anda bisa menggunakan contoh cerpen dibawah ini sebagai refrensi.

 Contoh Cerpen Pribadi

Seuntai Awan Kecil

Alkisah, ada sebuah awan kecil. Itu kecilnya dia, sampai hampir tidak hingga seuntai. Dia sungguh-sungguh mau menjadi seperti awan-awan besar yang menjadi hujan dan membikin jurang-jurang menjadi hijau. Karenanya, dia mendatangi awan-awan besar itu dan bertanya, “Bolehkah saya ikut serta bergabung bersama kalian? Saya juga mau menghijaukan jurang-jurang itu.”

Sebuah awan besar yang sedang menurunkan hujannya menoleh dengan gusar sebab merasa terganggu dengan eksistensi awan kecil, “Bagaimana dapat kamu menurunkan hujan? Kamu cuma seuntai awan kecil,” katanya dengan pandangan mengejek. “Kamu menggangguku saja. Tidakkah kamu lihat kami kini sedang sibuk?,” ujar awan besar yang lain. “Pergilah dari sini!”

Dengan tertunduk sedih si awan kecil meninggalkan kawanan awan besar itu. Namun, dia tak menyerah semacam itu saja. Dia terus mendatangi golongan awan-awan besar yang lain, tetapi mereka senantiasa menolaknya. Awan kecil lalu mempertimbangkan untuk tak bergabung dengan awan-awan besar lagi. Ia akan mencari sebuah daerah yang layak dimana dia akan menurunkan hujan sendirian. Dia berkelana, pergi ke daerah yang jauh..jauh..dan kian jauh.

Hingga suatu hari, dia tiba di sebuah padang pasir yang sungguh-sungguh sungguh-sungguh tandus. Tidak ada satu malahan tumbuhan di sana. Dimana-mana yang kelihatan hanyalah pasir.

“Inilah tempatnya!,”mengasyikan si awan kecil dengan bergembira. “Saya akan menurunkan hujan di sini.”

Lalu awan kecil merubah dirinya menjadi air. Namun sayang, sebab dirinya cuma seuntai, yang tercipta cuma setetes air saja. Dan awan kecil malahan menghilang.

Setetes air itu jatuh..jatuh..dari langit menuju bumi.

“Percobaan!” tetes air itu jatuh di atas sebuah batu. Suaranya menyelesaikan kesunyian padang pasir yang tandus. Bumi yang sedang tertidur, terbangun dengan kaget. “Ah, telah mulai musim hujan ternyata”, serunya. “Saya seharusnya membangunkan yang lain”.

“Duhai rumput, duhai pohon, bangun kalian. Musim hujan sudah tiba. Langsung…seketika…bersemilah!”

Lalu rumput mulai menggeliat dan menjulurkan tunasnya keluar dari dalam tanah. Pohon-pohon malahan bersemi. Langsung padang pasir yang tandus itu menjadi hijau.

Di kejauhan, awan besar memandang jurang yang hijau itu. Dia menyeru sahabat-sahabatnya, “Lihat, di sana ada sebuah jurang yang hijau yang belum pernah kita kunjungi. Saya malahan tidak tahu seandainya ada jurang seperti itu di sana. Ayo kita seketika ke sana dan memberi hujan.”

Dengan berbondong-bondong awan-awan besar itu menuju padang pasir yang sekarang sudah berubah menjadi hijau. Di sana mereka menurunkan hujan yang menyebabkan jurang yang hijau itu kian hijau. Lalu sebuah awan besar berkata dengan arogannya, “Akulah yang membikin jurang ini menjadi hijau”.

Tidak ada yang menyanggahnya, tetapi sebuah batu yang terkena tetesan air dari seuntai awan kecil masih menaruh kisah perihal awan kecil itu.

Saat awan-awan besar pertama berlalu dan awan-awan besar lain tiba, sang batu menyebutkan pada mereka perihal kisah seuntai awan kecil yang menghijaukan padang pasir itu.


Berdasarkan keterangan Mbak Izza, pengarangnya berlatar belakang militer. Maksud dia menuliskan cerpen ini yakni sebagai pembakar motivasi para prajurit-prajurit kecil. Bahwa walaupun mereka ‘kecil’ pangkatnya, melainkan perjuangan mereka sungguh-sungguh berharga bagi negara.

Melainkan, bagiku sendiri, cerpen ini mempunyai arti yang sedikit berbeda. Bagiku, kisah ini memberi pesan bahwa sekecil apa saja perjuangan yang dikasih, seandainya itu ikhlas, tentu akan besar artinya. Sebab itu, jangan pedulikan anggapan-anggapan orang lain yang meremehkan. Teruslah berupaya dan berjuang untuk menempuh cita-cita. Suatu hari nanti, entah kita masih ada maupun sudah tiada, akan ada seseorang yang mengingat apa-apa yang sudah kita lakukan. Ketika itu, tersadarlah bahwa diri ini tak cuma hidup dan mati percuma.

Posting Komentar untuk "Contoh Cerpen Pribadi Dengan Judul Seuntai Awan Kecil"