Contoh Cerpen Singkat Bertema Islami : Suara Yang Membuatku Tenang

Cerpen Agama : Suara Yang Membuatku Tenang

Cerpen Karangan: Aisyah
Kategori: Cerpen Cinta Islami
Lolos moderasi pada: 10 October 2021

Malam itu, saya hendak pergi bermain bersama temanku di sebuah alun alun. Karna jarak dari rumah ke alun alun dekat, saya pergi jalan kaki. Kupakai celana jeans dan kaus pendek serta rambut terurai panjang.  saya wajib berjalan lewat sebuah mesjid yang simpel.

Sinopsis Cerpen Singkat
Terdengar lantunan sholawat dari kejauhan, seperti itu merdu dan nikmat didengar. Kulihat banyak sekali wanita berjilbab yang seperti itu anggun dengan baju tertutup. serta santriwan yang berpeci.

“Permisi!” kataku seperti itu via didepan mereka.
“berkeinginan kemana Amara?” tanya salah satu dari mereka, tidak lain merupakan Wulan, sahabat sekelasku waktu SD.
“ke alun alun!” jawabku singkat.
“apabila berkenan ikut serta gabung ya!” sahut Pak Ustad yang tengah mendidik.
“iya pak, insyaallah!” senyumku merasa ragu.

Akupun kembali melanjutkan perjalanan dan tiba di alun alun. Saya segera saja disapa sahabat temanku. Yah, pergaulanku cukup buruk. sahabat sahabat di sekitarku mabuk, mengisap rokok, pacaran dan lain lain.

“Amara, kau berkeinginan coba minum gak?” tanya Dinda sambil memberiku sebotol minuman memabukkan.
“nggak Din!” jawabku.
“loh, mengapa? meski cuman kau doang loh yang gak ngeroko sama minum disini!” sahut Andrian.

Saya tahu, sekiranya minuman itu haram. Karna ibuku seorang spesialis majlis ta’lim, sementara ayahku seorang DKM mesjid. Jadi mereka senantiasa menasihatiku dan membimbingku ke jalan yang benar. Cuma saja, saya belum siap untuk hijrah sehingga tak jarang membangkang mereka.

“saya pulang duluan ya, ada urusan mendadak!” pamitku segera saja pergi.

Saya kembali lewat mesjid itu, terbukti pengajian telah berakhir. Tapi terdengar lantunan bunyi orang mengaji yang terdengar merdu.

“Audzubilahiminasyaitonirojim….”
Hatiku bergetar seperti itu mendengarnya.

“bismillahirahmanirahim…..”
Saya terdiam memandang seorang santriwan yang tengah bertilawah itu.

“Ar rahman….” Ia terus saja melantunkan ayat ayat suci Allah
Suaranya seperti itu merdu, dan tiba tiba saja membikin air mataku menetes. Itu cantik ayat ayat yang ia lantunkan, terasa menenangkan kalbu dan membuatku berkeringat dingin.

“Sodakallahuadzim….”
Ia segera mengakhirinya seperti itu melihatku.

“Asalamualaikum Ukhty!” sebutnya sambil menghampiriku.
“waalaikumsalam” jawabku.
“mengapa kau menangis?” tanyanya
“surat apa yang kau baca itu? betul-betul merdu hingga membuatku menangis”
Ia kembali mengukir senyumnya dengan kepala tertunduk. “Surat Ar-rahman”
“masyallah, merdu sekali suaramu”
“alhamdulillah!”
Saya tersenyum tipis dan kembali menatapnya. Tapi lagi lagi ia tertunduk seolah ogah menatap mataku.

“maaf, kau buah hatinya Pak Amir kan?” tanyanya
“iya, namaku Amira!”
“kebetulan sekali, Ayahmu mempercayakanku untuk mengajakmu mengaji!”
Saya terdiam, rasanya masih jauh dari kata siap.
“tetapi saya tak mahir mengaji! saya malu!”
“kami seluruh disini juga sama sama belajar, karna itu kami mengaji…”

Saya masih terdiam dan menetapkan hingga tiba di rumah.
Kedua orangtuaku telah mengabaikanku tiap kali saya pulang malam, mungkin mereka lelah terus menasihatiku yang tidak pernah berdasarkan.

“Pak, Buu, satu hari setelah hari ini Amira berkeinginan ngaji!” kataku segera saja mendapatkan tanggapan bagus dari keduanya.
“alhamdulillah ya Allah, akibatnya kau menerima hidayah nak” mengasyikan bapak dari arah dapur.
“tadi Amira denger santriwan yang ngaji, suaranya merdu sekali… hingga membikin hati Amira bergetar” jelasku.
“oh itu namanya Bilal, buah hatinya pa ustadz” jawab ibu.

Keeseokan harinya, saya lantas menemui Wulan dan kami berangkat mengaji bersama malam ini.
“Asalamualaikum!” salamku pada mereka yang hendak mengawali mengaji.
“waalaikumsalam, Alhamdulilah! Amira telah mulai mengaji!” sahut pak Ustadz merasa bahagia.

Sedangkan terbata bata, saya konsisten berupaya melancarkan bacaan alqur’an ku.
Sesudah itu, pak ustadz memberikan penjelasan perihal larangan dan instruksi allah. Hatiku kian gemetaran ketika mendengar seluruh dosa yang kulakukan tanpa kusadari. Saya menebar aurat, mabuk, termasuk membangkang kedua ayah dan ibu.

hari hari berlalu, kian banyak ilmu berguna yang kudapat. Saya tak lagi mengetahui rasa resah dalam hidup. Pak ustadz senantiasa mengajarkanku supaya hatiku tak kosong dan senantiasa dipenuhi dengan dzikir dzikir terhadap allah. Saya itu membuatku merasa betul-betul hening dan tentram.

“loh Amira? semenjak kapan kau jadi pake jilbab?” tanya Andrian seperti itu ia berpapasan denganku.
“iya, saya berharap mengoreksi diriku jadi lebih bagus” senyumku dengan kepala tertunduk.
“oh jadi nggak bakal nongkrong lagi dong?” mengasyikan Dinda
Saya menggelang. “Sebenarnya itu dilarang oleh Allah sahabat sahabat, karna itu, saya juga berharap mengajak kalian ke jalan Allah, ayo hijrah bersama sama”
“Sory, saya ngga dapat, lagian lebih mengasyikan nongkrong ketimbang ngaji! mendingan kau gak usah so alim gitu deh, umumnya juga kau kan yang ngajakin!”
“Saya Rasulullah SAW bersabda “siapa saja yang mengajak terhadap kebenaran karenanya dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya tanpa dikurangi sedikitpun.  siapa saja yang mengajak pada kesesatan karenanya dia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang menjalankan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)” jelasku.

Mereka segera bungkam, cuma silih pandang bergantian lalu menunduk.
“apabila seperti itu, saya tunggu kalian di mesjid malam ini ya, Assalamualaikum” pamitku lantas pergi.

Saya kembali berjalan via mesjid.  lagi lagi mendengar bunyi cantik milik Bilal.
Lama saya memperdengarkan hingga akibatnya ia selesai dan saya lantas menghampiri.
“Asalamualaikum!”
“waalaikumsalam Ukhty!” senyumnya
“bisakah kamu mengajariku?”
“tentu saja”

 petang itu malah kami mengaji bersama sama. Entah mengapa, perasaan di hati ini tiba tiba datang seperti itu saja. Yang berasal dari mengagumi saya mulai menaruh rasa untuk Bilal. Ah tetapi kukubur dalam dalam perasaan itu.
Bilal seorang muslim yang bagus dan ta’at juga mahir mengaji. Sementara saya, muslimah yang masih wajib banyak belajar.

Semoga saya dapat Istiqomah dari jalan yang kutempuh ini, dan semoga saja imanku tak akan goyah manakala ujian datang…
Insyallah…

Posting Komentar untuk "Contoh Cerpen Singkat Bertema Islami : Suara Yang Membuatku Tenang"